Sunday, February 5, 2012

kenapa aku tulis sajak





Aku


Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu


Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang


Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Chairil Anwar
Maret 1943...



Sajak ini daripada Chairil Anwar,
pertama kali aku baca semasa
aku berada di tingkatan 1. Aku tidak
tahu apa maksudnya pada masa itu.
Tapi ianya cukup memberi impak
yang besar bagi diriku.


Ia memberi aku suatu inspirasi.
Aku mahu menulis sajak seperti ini.
It sound so damn cool.

Setiap kali aku baca sajak ini
setiap kali aku akan menulis sajak
seperti mahu menyainginya.
Setiap kali aku gagal.

Tapi aku tetap terus menulis.
Kerana sajak ini menjadikan
aku sebagaimana aku sekarang.


Ada masa aku yakin aku tak akan
mampu menyaingi sajak ini kerana
aku bukan seorang rebel sebagaimana
Chairil Anwar dan masa dan keadaan
juga amat jauh berbeza.


Tapi aku tetap akan menulis selagi
sajak ini masih ada dan dapat aku baca.







1 comment:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.